Ku Tunggu Kau di Pohon Jambu
Namanya Aisyah Ratwa Alkamila gadis yang cantik berusia 19 tahun,biasa dipanggil Aisyah. Sejak kecil Aisyah sudah ditinggal kedua orang tuanya tepatnya saat Aisyah berusia tiga tahun kedua orang tuanya meninggal akibat gempa bumi yang menimpa kampung Aisyah hingga akhirnya Aisyah dibawa pamannya yang kini menjadi pemilik pesantren Darussalam yang Aisyah tempati,selain terkenal dengan keanggunannya, Aisyah gadis yang memiliki akhlak mulia dan pintar itu banyak dikagumi pria di pesantrennya bahkan tak jarang laki-laki yang datang ingin mempersunting Aisyah namun Aisyah belum menginginkan untuk menikah.
Farhan anak kelahiran kota Jepara yang tinggal di pesantren itu sejak kecil menjadi teman Aisyah yang hingga kini menyukai Aisyah dan tak jarang keperluan Aisyah selalu farhan penuhi ,kurang lebih enam belas tahun Aisyah berteman dengan Farhan, Aisyah sangat nyaman ketika bersama Farhan karena Farhan adalah satu-satunya teman yang mampu ngertiin perasaan Aisyah, sebuah pohon jambu adalah tempat pelarian Aisyah ketika Aisyah bersedih begitu juga Farhan, tepatnya enam meter dari belakang kobong putri.
Sikap Farhan yang selalu ceria ketika bertemu Aisyah, hari itu tak nampak di wajah Farhan, Aisyah sempat bertanya-tanya dan merasa sedih melihat sikap Farhan yang dingin terhadap Aisyah,seperti biasa Aisyah pergi ke pohon jambu,melihat Farhan termenung sendiri membuat Aisyah sangat kebingungan’’apakah ada teman yang baru di hidupmu??’’ tanya Aisyah dengan keadaan masih berjalan dan suara yang pelan, ’’Aisyyaaahh...” jawab Farhan terbata-bata. ’’Apakah aku tak menjadi teman yang baik untukmu???’’ tanya Aisyah kembali. Farhan hanya terdiam dengan kepala menunduk dengan keanggunannya Aisyah kembali mengucap’’Apakah kamu lupa dengan janji kita,bahwa kita kan selalu bersama dalam suka dan duka??” jawab Farhan ’’Maafkan aku Aisyah’’, mendengar kata maaf membuat Aisyah sangat kebingungan ’’Maafkan atas apa,kamu tak bersalah padaku,hari kemarin kita bahagia disini lalu sekarang kamu minta maaf’’ jawab Aisyah dengan terbata-bata Farhan berkata ’’Aku harus pergi meninggalkanmu’’,jawab Aisyah ’’Kata pertama yang kamu ucap dan sangat tidak lucu,ingat Farhan pak kiyayi tak pernah mengajari kita bercanda yang berlebihan apalagi berbohong ’’Aku serius Aisyah,aku akan pergi keluar kota melanjutkan bisnis ayahku”. Mendengar itu tubuh Aisyah menjadi lemah dan tak mampu berkata apapun, ’’Maafkan aku Aisyah,besok pagi aku harus segera berangkat dan kamu tau di pesantren kita dilarang untuk mempergunakan alat komunikasi mungkin kita hanya mampu mengirim informasi lewat pos surat” Aisyah tak mampu berkata apapun…’’Jaga dirimu baik-baik’’ ucap Farhan,Farhan mencoba melangkahkan kaki untuk pergi sedang aisyah dalam keadaan duduk dan menangis menarik tangan Farhan seraya berkata ’’Kamu harus berjanji bahwa kamu akan menemuiku lagi di tempat ini melanjutkan cita-cita kita untuk hidup bersama dan segera kabari aku jika kamu telah sampai disana’’ jawab Farhan ’’Aku berjanji,dan tunggulah sampai pekerjaanku selesai,aku akan kembali untukmu.’’
Farhanpun pergi meski sangat berat Farhan rasakan. Akhirnya gadis yang masih berusia 19 tahun dan Farhan berusia 23 tahun itu harus berpisah. Hari-hari terasa hampa untuk Aisyah lalui,lebihnya belum ada pula kabar dari Farhan diterima Aisyah,
Aisyah sangat gelisah dan tak hentinya Aisyah bertanya pada tukang pos surat yang datang ke pesantrennya namun belum juga surat itu Aisyah terima,suatu hari Aisyah sedang membaca buku di kobongnya,seorang teman perempuan sekobong Aisyah lari menuju Aisyah dengan membawa sebuah amplop. ’’Aisyah..Aisyahh.. ada titipan untukmu.’’ Mendengar teriakan temannya segera Aisyah menutup buku yang sedang dibacanya dan segera membuka amplop itu,ya sebuah surat dari Farhan yang di buat untuk Aisyah,Aisyah sangat senang dan segera Aisyah membuat balasan surat itu lalu mengirimnya ke pos surat dan kegiatan itu pun berlangsung sampai Sembilan bulan lamanya dan tak jarang hambatan-hambatan datang dalam hal itu namun mereka tetap melakukannya.
Satu tahun kemudian dalam surat yang dikirim Farhan,Farhan menuliskan pesan bahwa Farhan akan pulang menemui Aisyah dan akan mengkhitbah Aisyah tiga bulan lagi,melihat pesan itu Aisyah sangat senang dan sangat menantikan Farhan,hari demi hari dirasakan Aisyah sangat lama namun Aisyah tetap sabar menunggu kedatangan Farhan, tiga bulan telah tiba tapi Farhan belum kunjung juga,Aisyah sangat cemas dan mencoba mengirim surat untuk Farhan namun tak ada pula balasan dari Farhan,apakah disana kamu telah bertemu wanita lain dan melupakan aku yang selalu menantimu.’’ ucap Aisyah dalam hatinya.
Aisyah merasa sangat kecewa dengan Farhan dan dua bulan kemudian sebuah surat datang untuk Aisyah sehingga rasa kecewa Aisyahpun terusir dengan kedatangan surat itu,segeralah Aisyah membuka dan membacanya, isinya ucapan maaf Farhan atas janjinya yang tak ditepati dan Farhan telah dijodohkan ayahnya dengan seorang gadis pengusaha di kotanya, membaca itu Aisyah sangat sedih dan harapannya untuk hidup bersama Farhan pupus sudah,namun meskipun seperti itu Aisyah masih akan tetap menunggu Farhan. ’’Aku akan tetap menunggumu di pohon jambu.” Kata yang Aisyah tulis dalam suratnya. Tepat didekat pohon jambu itu setiap harinya Aisyah selalu berdo’a agar seseorang yang dicintainya selalu mengingatnya dan kembali ke Pesantren Darussalam untuk meminangnya,tetapi Aisyah merasa itu bukanlah hal yang mungkin terjadi.
Dalam hati Aisyah berkata “Aku baru menyadari bahwa,akhir- akhir ini aku sama sekali tidak merasakan harumnya udara, Matahari terbenam yang berwarna ungu dan merah jambu pun sama sekali tak kuhiraukan, dan kadang jingga terang hingga bak membakar awan diufuk.
Sama sekali tidak menggugah hatiku untuk tidak terlalu terlarut dalam kesedihan. Cintaku kepada Farhan sudah membuatku buta akan keindahan –keindahan yang Tuhan berikan untuk menghiburku. “
Dengan terpaksa Farhan menikah dengan wanita pilihan ayahnya, Farhan merasa sangat tidak nyaman karena harus hidup dengan orang yang tak di cinatinya dan Farhan merasa sangat berdosa karena telah mengingkari janjinya terhadap Aisyah,hingga satu tahun Farhan menjalankan hidupnya dengan wanita pilihan ayahnya itu tidak juga Farhan jatuh hati padanya, karena hanya Aisyah wanita yang Farhan inginkan sebagai pendamping hidupnya,begitu juga dengan istrinya merasa tak nyaman dengan sikap Farhan yang selalu menggantungkan nama Aisyah dalam segala aktivitasnya sampai-sampai istri Farhan kelelahan dan bermaksud membiarkan Farhan lepas dari hidupnya dan menemui Aisyah untuk di nikahinya.
Mendengar istrinya berkata tentang maksudnya,Farhan sangat gembira dan segera Farhan pulang ke pesantren Darussalam untuk menemui Aisyah dan memenuhi janjinya.
setibanya dipesantren Farhan bertanya-tanya keadaan dan keberadaan Aisyah namun tak ada seorang pun yang menjawab keadaan Aisyah dan Farhan bertanya kepada teman perempuan Aisyah temannya hanya memberikan kertas berisi pesan’’Kamu temui aku di pohon jambu karena aku menunggumu’’ membaca itu Farhan sangat senang dan kagum dengan kesetiaan dan janji Aisyah meski Farhan telah menikah dengan wanita lain.
Segeralah Farhan pergi ke pohon jambu untuk menemui Aisyah,belum tiba juga dari jauh Farhan memanggil Aisyah ’’Aisyaaahh’’ namun tak ada jawaban apapun dan hanyalah sepi yang terlihat disana,Farhan kembali memanggil ’’Aisyyyaahhh,,kamu dengar aku,aku datang untuk memenuhi janji kita’’ setiba disana Farhan tak melihat Aisyah yang ada hanyalah tumpukan tanah merah yang tak lama habis digali dengan taburan bunga yang masih segar serta padung yang bertuliskan nama ‘’Aisyah’’ melihat itu derai air mata keluar dari mata Farhan,menangis merangkul tanah merah itu kesedihan sangat dirasakan Farhan ’’Aku tak ingin kamu menungguku dengan cara seperti ini,maafkan aku Aisyah aku telah membuatmu menunggu terlalu lama’’ Farhan hanya bisa menangis dan Farhan sangat menyesali kepergian Aisyah namun tak ada yang mampu Farhan lakukan selain mendoakan Aisyah. Dengan penuh rasa sesal dan sedih Farhan kembali ke kotanya dan melanjutkan bisnisnya,karena dirinya tak mampu berada di pesantren terlalu lama tanpa Aisyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar